Feeds:
Posts
Comments

SISI KELAM KIMIA MEDISINAL

Apapun di dunia ini selalu ada sisi positif dan negatifnya. Obat yang dirancang untuk menyembuhkan penyakit dan memperbaiki kualitas hidup manusia juga mempunyai dampak negatif yang luar biasa bila disalahgunakan. David Nichols, seorang ahli kimia sintesis menceritakan bagaimana penelitiannya tentang senyawa psychedelic telah disalahgunakan dengan konsekuensi yang fatal.

Ini merupakan awal dari tren ilmu kimia secara internasional, yang ditujukan untuk merayakan kontribusi bidang saya untuk umat manusia. Pada tahun sebelumnya, hal ini menjadi sangat mengganggu saya bahwa beberapa kontribusi ilmiah saya tidak dapat menolong manusia secara keseluruhan. Kenyataannya, penemuan saya dapat menyebabkan bahaya yang sangat besar.

Beberapa minggu lalu, kolega saya mengirim sebuah link artikel yang dimuat di Wall Street Journal. Ini menceritakan “kewirausahaan(enterpreneurship) berbasis Laboratorium di Eropa”, dan ketua ahli kimianya seseorang yang mempunyai pustaka ilmiah untuk menemukan ide untuk mendesign obat-obat terbaru. Saya tergoda untuk melihat daftar peneliti dan ternyata nama saya tercantum di sana. Kemudian saya menerima email lagi bahwa saya harus menghentikan penelitian saya, dan bahwa saya sudah memalukan universitas  di mana saya bekerja.

Saya tak pernah mempertimbangkan penelitian saya akan menjadi berbahaya, dan pada kenyataannya saya berharap bahwa suatu hari untuk mengembangkan obat untuk membantu orang. Saya telah bekerja selama kurang lebih 4 dasawarsa untuk mensintesis dan mempelajari obat yang mungkin memperbaiki kehidupan manusia. Satu jenis yang dirancang adalah untuk meringankan gejala-gejala penyakin Parkinson, dan ini bekerja dengan hebat pada model kera yang menderita penyakit tersebut. Bahwa penelitian yang sama menemukan obat untuk memperbaiki memori dan kesadaran pasien yang mengalami skisofrenia, satu daripada obat yang sangat efektif pada manusia. Senyawa kimia lain  yang saya buat adalah zat psychedelic seperti LSD dan meskalin yang di kemudian hari  ada dalam area penelitian yang sudah saya publikasikan tentang beberapa molekul yang mungkin bersifat psikoaktif pada manusia. Sepertinya banyak daripada molekul2 yang saya temukan sekarang diproduksi dan dijual secara legal

 

Pertamanya, saya menjadi peduli bahwa seorang ahli kimia amatir sedang menyaksikan paper saya lebih dari 1 dasawarsa. Di Laboratorium, saya sedang mengerjakan penelitian 3,4-methylenedioxymethamphetamine (MDMA atau ekstasi), sebuah project yang telah kami mulai pada 1982, bahkan sebelum kebanyakan orang mendengar obat tersebut. Kami ingin menemukan bagaimana MDMA bekerja dalam otak karena kami berpikir obat sejenis ini sangat membantu dalam terapi psikis. Dalam prosesnya, kami mempelajari banyak molekul yang mempunyai kemiripan dengan MDMA. Satu di antaranya adalah 4-methylthioamphetamine, or MTA, yang dapat menghambat enzim yang bekerja dengan cara memecahkan serotonin dalam tubuh. Sepanjang 1992-1997 , kami mempublikasikan 3 paper tentang efek MTA pada tikus, termasuk studi yang menunjukkan bahwa MTA dapat menjadi berpotensi dalam pengobatan depresi dan mungkin dapat menjadi yang terkuat untuk obat2 komersial terbaru

 

Tnapa sepengetahuan saya, MTA disintesis oleh orang lain dan dibuat dalam bentuk tablet yg cukup ekivalen dengan senyawa saya. Beberapa orang yang mengkonsumsinya meninggal dunia. Saat ini, beberapa orang pandai yang telah dgn lebih teliti membaca artikel kami sudah dapat menyadari bahaya meminum MTA. Ini tidak hanya menyebabkan pelepasan serotonin dari neuron, tetapi juga mencegah pemecahan neurotransmiter ini, yang secara potensial mengawali sindroma serotonin yang membahayakan yang seringkali berakibat fatal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang diujicobanya engalami efek selayaknya ekstasi. Kelihatannya itu adalah motivasi tunggal untuk produksi ilegal dan distribusinya pada manusia. Hsl ini mengejutkan saya dan membua sya stress. Pada 2002, 6 kematian diasosiasikan dengan penggunaan MTA. Saat saya mengetahui beberapa dari kejadian fatal ini diasosiasikan dengan penggunaan multiple drug, atau telah melibatkan MTA dlm dosis yang besar. Saya telah mempublikasikan informasi tentag batasan dosis yang bisa menyebabkan kematian.

Benar-benar gak ada jalan lain untuk mengubah apa yang sudah kami publikasikan, meskipun dalam suatu kasus kami memutuskan untuk tidak mempelajari atau mempublikasikan molekul yang kami tahu sangat beracun. Saya menduga anda dapat menyebut itu sebagai mengecam diri sendiri. Meskipun beberapa  temuan yang sudah akan kami katakan disalahgunakan, orang tidak dapat tahu di mana sebuah penelitian harus mulai dibatasi. Saya berjuang keras menemukan hal yang positif dan ketika penelitian saya digunakan untuk hal negatif, hal ini membuat saya angkat tangan.

Beberapa tahun lalu, saya telah memulai mendapat banyak email yang menanyakan tentang efek senyawa2 lain terhadap manusia yang yg telah dipelajari di lab saya. Laboratorium forensik mulai mengirim permintaan sample obat yang mereka curigai beredar di pasar gelap, tetapi sayangnya tiada standard analisis untuk senyawa terbaru. Beruntungnya, kebanyakan molekul lain yang telah kami publikasikan tidak membunuh orang, setidaknya pada dosis yang direkomendasikan. Tetapi pada dosis tinggi, atau campuran dengan senyawa lain, tetap saja berbahaya.

 

Kami tak pernah menguji keamanan molekul2 yang kami pelajari, karena hal itu bukan bidang penelitian kami. Jadi hal ini sangat menggangu saya dan bahwa para enterpreneur eropa yang berbasis lab kelihatannya mempunyai sedikit penghormatan uantuk saya, bahwa informasi yang kami publikasikan digunakan untuk mendongkrak pemasaran produk yang didesign untuk di konsumsi manusia. Meskipun prosedur pengujian untuk keselamatan yang digunakan hanya menjelaskan  senyawa yang membunuh orang dgn cepat, akan terdapat banyak perbedaan dalam hal toksisitasnya, bahwa tidak semuanya bisa terdeteksi dengan cepat. Contohnya, jika senyawa yang kelihatan tak berbahaya dipasarkan namun menjadi sangat populer di depan layar dengan hasil jutaan pasien mengalami jenis langka dari kerusakan ginjal yang membuktikan betapa susah dan tak terbalikkannya dalam penanganan, atau bahkan fatal? Itu  akan menjadi bencana besar yang mana pertanyaan yang  tidak pernah menjadi bagian dari penelitan kami ini, kini menghantui saya…

seperti disadur dari Majalah Nature Chemistry edisi 469 (7) 2011…

Kdengarannya waaah, sekali ya. Siapa yg gak akan bangga kalo ada yg bertanya” kuliah di mana loe??”, jawab”Australia”, lalu yg nanya akan bilang”OK lah kalo begitu”. Terbayang di depan mata, metode pembelajaran yg lebih menarik, dgn banyak SCL (Student Center Learning), dosen2 yg bkomitmen & professional dalam edukasi, Fasilitas audiovisual yg canggih, Laboratorium modern dan lengkap instrumentnya, perpustakaan yg berlangganan jurnal internasional & kita bisa download gratis, Wifi area, lingkungan yg sejuk & nyaman buat belajar, temen-temen dr berbagai penjuru dunia, bisa jalan2 ke tempat2 eksotik, bergabung dalam research project, publikasi internasional hingga lulus membawa gelar kesarjanaan (Bachelor, Master, PhD) dari luar negeri, wah pulang ke negaranya ada jaminan deh, ijazahnya laku dimana-mana.

Jer Basuki Mawa Beya, pepatah jawa yg artinya Gak ada Kesuksesan tanpa sebuah Pengorbanan. Utk meraih semua di atas pastilah butuh kerja keras yg luar biasa, ulet, gak manja, jujur, & rendah hati. Untuk mereka2 yg memang “Born to be excellent” alias ditakdirkan punya otak brilliant tentulah modal awal yg sgt bagus. Tapi kalopun “ excellent to be born” yah usaha yg disbutkan di atas  hrs bener2  diperjuangkan, kecuali bokap-nyokap loe tajir. Dan yg tak kalah penting juga “keberuntungan” yg gak stiap orang ngedapetinnya, udah  punya otak byar-pet, kantong bokek, eh koq bs  dpt beasiswa…tapi yg kayak gini mah 1001 doang. Kalo udah IQ jongkok, duit kagak gablek, males mampus, ke laut aje loe!!!

Negara2  Eropa, spt  Belanda, Jerman, Austria, Perancis & Swiss cukup banyak menawarkan beasiswa S2/S3. Menurut pengalaman temen2 gue, mereka di kampus bhs pengantarnya English, tp kalo ke public (bank, toko, mall) ya yg dipake bahasa nasional mereka. So agak gegar budaya juga sih. Negara2 yg mggunakan English sbg bhs nasional spt USA, UK, Australia juga menawarkan beasiswa, tapi sangat kompetitif & selektif dalam TOEFL yg dipersyaratkan. Kalo di Asia negara2 yg nawarin beasiswa ya kayak Jepang, Singapura, & Malaysia tentunya, tapi gak sbanyak di Eropa.

Ada 2 cara buat ngedapetin beasiswa di luar negeri:

  1. Lewat jalur kompetitif yg bisa melalui penyalur2 beasiswa luar negri di Indonesia, kayak STUNED (Belanda), DAAD (Jerman), AUSAID (Australia) yg kantornya ada di Jakarta. Peminat bisa langsung datang ke alamat ybs, dgn terlebih dahulu mengakses websitenya. Kalo goal dapet beasiswa ini, bener2 modal dengkul deh terbang ke luar negeri.
  2. Personal contact dgn dosen2 yg punya project2 research. Nebar jaring ke siapa aja yg dosen loe kira-kira sesuai dgn riset loe. Kirim email ke dia, buat surat lamaran, ceritakan semua hal tentang diri loe. Kalo dia tertarik, pasti akan merespon dgn cepat.Mungkin pertamanya loe harus biaya sendiri sih, tapi mereka ini akan support loe buat ngedapetin fellowship (beasiswa setelah masa perkuliahan berjalan), so balik modal deh…

Nah, dari ke-2nya aku memilih jalur ke-2 (he..he..he), short cut aja, gue udah di Malaysia ini. Kualitas Universitas2 top di Malaysia boleh deh sudah mendekati kategori di atas (jangan bandingin dgn Harvard, Cambridge atau Minnesota University ya…masih jauh). Tapi yg gue rasa, kualitas university2 sekarang di Malaysia pd umumnya mjd lebih bagus drpd di Indonesia. Gak tau kenapa, dulu mereka yg belajar ke Indonesia, tp knapa sekarang justru keadaan berbalik?? Yang aku tahu sekarang ini, mahasiswa Malaysia pergi menyeberang ke Indonesia karena mereka tidak memenuhi kualifikasi untuk belajar di Negara sendiri…jadi artinya, loe pikir aja sendiri!!!

Selain itu Malaysia punya bahasa nasional melayu yg serumpun dgn bhs Indonesia, hanya beda dialeknya aja. Tapi Malaysia juga menggunakan bhs Inggris sbg bahasa professional, so bagi yg Inggrisnya  belum lancar akan lebih yahud deh bila dah di Malaysia. Makanan juga sama, byk orang indon pula di sini, pesawat airasia murah, deket, Cuma 2 jam nyampe solo, bisa pulang balik kpn aja, and gue juga dah adaptasi, ya udahlah gue tetapin buat ambil PhD di sini. Biaya kuliah Pascasarjana (S2/S3) di Malaysia hamper sama dgn di Indonesia, S3 sekitar Rp 50 juta utk 3 thn masa studi. So, dgn fasiltas2 di atas mending gue ambil di sini dong.

Tahun pertama  gue swadaya dulu, tapi dgn melihat IPK gue baek S1/S2, jumlah publikasi & riset2 gue, profesor2 pembimbing disertasi gue merekomendasikan utk melamar fellowship, besar kemungkinan dapet katanya. Kalo goal bisa dibebaskan biaya studi sampe lulus + tunjangan hidup RM 2300/bulan (Rp 6,5 juta) utk tahun 1, tahun ke-2 harus melamar lagi, kalo dapet, tunjangannya RM 2400/bulan, tapi eeiit..gak gampang gitu aja, gue harus publikasi paper minimum 2/tahun, harus internasional lagi. Tahun ke-3 naik lagi RM 2500, juga harus publikasi 2 paper lagi. Sudah pasti riset gak bayar, coz disertasi under project dosen.

Yang buat aku terkejut ternyata metode teaching –learning untuk S2/S3 di Malaysia ni kebanyakan berbeda dgn di Indonesia. Dulu, gue kuliah S2 masih setahun kuliah di kelas, baru tahun ke-2 start riset untuk tesis. Kalo di sini udah gak ada kelas lagi, jadi langsung masuk ke lab. Mahasiswa harus bisa independent, jadi dosen gak capek ngajar disini. Tapi ya emang, fasilitas di sini sangat mendukung untuk belajar secara independent sih, bayangin aja perpustakaan berlangganan semua jurnal-jurnal riset yang  worldwide recognized, mahasiswa bisa free download.

Nah, kalo aku dulu waktu S2 di Indonesia, nyari-nya ya jurnal2 yg gratisan aja, so, harus pinter ‘metani’ Mr. Google..hehehehe…And biasanya tesis udah gak mikir biaya lagi, coz semuanya under grant supervisor-nya.  Nah, assessment (penilaian) bukan didasarkan atas UAS kayak di Indonesia, tapi dari berapa kali mahasiswa publikasi paper entah di seminar/ jurnal online progres risetnya dan viva voce (ujian oral) utk final finding-nya…..yah, mungkin orientasinya emang beda sih…kalo di Indonesia, S2/S3 memang diset untuk menjadi ‘lecturer’ atau dosen, sedangkan di luar, Master atau PhD itu adalah ‘researcher’ atau peneliti.

Bagi yg IPKnya gak masuk kategori cum laude, bisa melamar jadi asisten dosen/asisten riset, dengan tunjangan  RM 1100/bulan (Rp 3 juta). Yah, kalo loe masih single & gaya hidup loe sederhana, dgn uang segitu udah lebih dari cukup utk bayar kost, makan, & jalan2 yg deket2 aja. Mau ke Singapore ato ke Bangkok naik Bus aja lho, asik kan???

Tips2 utk contact dosen pembimbing:

  1. Tebar jaring sebanyak mungkin, gak mungkinlah dari 100 dosen yg loe email, satupun gak ada yg respon.
  2. Gunakan concise English (English formal/bukan gaul) dlm surat lamaran, CV dan sebagainya. sertakan scan ijazah, transkrip akademik, piagam penghargaan (bila ada), utk mendukung lamaran loe.
  3. Batas umur utk S2 biasanya 27 tahun, S3 35 tahun, selagi muda ayo gantungkan cita2mu stinggi langit. Yang masih single, biasanya lebih diutamakan
  4. Di awal lamaran, jangan pernah menyinggung masalah beasiswa dulu, kesannya norak banget deh, ngemis-ngemis gitu. Bilang kalo kamu mengenal beliau lewat jurnal2nya. Para ilmuwan sejati pd umumnya merasa diapresiasi lewat riset2nya bukan nama orang yg me-link-kan beliau. Tonjolkan kemampuan loe (jangan rendah diri) dan tunjukkan antusiasme utk bgabung dlm group risetnya. Kalo dia tertarik pasti akan cepat membalas email kamu, tapi kalo lebih dari 1 minggu gak ada respon, lupain aja deh.
  5. Silakan click link2 beasiswa di bwh ini:
    1. http://jakarta.daad.de/inhalt_i/index_i.htm (Beasiswa ke Jerman)
    2. http://www.nesoindonesia.com/indonesian-students/informasi-dalam-bahasa/beasiswa & http://www.rug.nl/gradschoolscience/scholarships/phdscholarships/UbboEmmius (Beasiswa ke Belanda)
    3. Jangan pernah putus asa, gak dapet satu coba lagi, coba lagi. SO, SELAMAT MENCOBA!!!

Cara terbaik untuk tangguh adalah dengan terus bertahan tangguh, cara terbaik untuk ikhlas adalah dengan terus bertahan ikhlas, cara terbaik untuk sabar adalah dengan terus menerus bertahan sabar. Hidup adalah sebuah perjalanan yang terkadang manis & menyenangkan, tapi terkadang pula pahit dan mengecewakan. Forever changing, forever growing and forever dying. Sekian banyak tempat tujuan (destinasi) yang bisa kita pilih dalam suatu perjalanan, tetapi sebenarnya ketika telah sampai, itu bukanlah akhir dari tujuan, melainkan sebuah permulaan.

Mei 2008

Ketika membuka inbox yahoomail-ku di salah satu warnet di Yogyakarta, salah satu email yang menarik untuk dibuka:

Karena merasa aneh, darimana dekan Malaysia dapat alamat emailku?? Terlebih dahulu aku searching di Google dengan kata kunci Universiti Kuala Lumpur. Aku yakin setiap orang Indonesia pasti akan tersenyum simpul ketika masuk ke website (laman) berbahasa melayu, mirip dengan bahasa Indonesia tapi kayak orang ber-pantun, hahaha….daripada aku senyum2 sendiri di warnet & agak2 gak paham artinya, mending aku click laman ENGLISH…nah, baru tahu dikit tentang Universitas yang disingkat UniKL ini.

Antara percaya & tidak, yah kupikir iseng2 berhadiah lah…akhirnya hari itu juga langsung aku kirim surat lamaran via email, CV, scan Ijazah S1 (Bachelor of Pharmacy), Apoteker (B. Pharm (Hons.)) dan S2 (Master of Pharmaceutical Sciences) + transkrip2 nilainya.

Tunggu 1 minggu, 2 minggu koq gak ada respon balik…akhirnya aku melupakannya dan kembali tenggelam dalam kesibukanku mengajar dan penelitian (oya, waktu itu aku sudah menjadi staff akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) “Yayasan Pharmasi” Semarang.

July 2008

Dalam perjalanan ke Semarang dari Solo, tiba-tiba aku dapat call dari nomor yang aneh dengan kepala +605xxxxxx, aku angkat, yang nelpon ngomong dalam bahasa Inggris, aku gak berapa paham karena suara mesin bus yang bising, tapi ketika dia menyebutkan Universiti Kuala Lumpur, Malaysia..baru aku ‘ngeeh’. Akhirnya, aku memintanya untuk kirim sms aja, karena aku gak bisa dengar dengan jelas. Di sms tertulis “Dear Mr. Hariono, you are invited by Dean of Royal College of Medicine Perak, Universiti Kuala Lumpur, Malaysia on panel interview that will be conducted in Hotel Batavia, Jakarta, please check our invitation through your email, thx.” Dan yg mengejutkan adalah waktunya mepet banget (3 hari) dari invitationnya.

Sampai Semarang, akupun bingung harus gimana. Aku belum pernah ke Jakarta, tapi bagiku gak masalah sih, asal alamatnya jelas, asal bisa baca tulis & tidak malu bertanya, pastilah ketemu tempatnya. Yang menjadi pertimbanganku, ada 2 hal: kalo di interview, ternyata aku gak diterima, that’s it…ya sudah mang bukan rejekiku…tapi kalau sampai aku diterima??? Diambil atau tidak??? Gimana aku ngomong ke keluargaku, terutama mamiku.

Berdasarkan sejarah, sudah 2x keluargaku gak ngijinin aku pergi even ke luar jawa…aku pernah ditawari ngajar (jadi dosen PNS) di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan gak dibolehin, akupun nurut. Dapat link di University of Groningen, Belanda buat S3, pun langsung dicut oleh keluargaku…yah, orang tua tinggal satu, akupun gak tega nyakitin perasaanya. Just forget it…

Tapi setelah kupikir2, apapun keputusannya aku harus ngasih tahu keluargaku dulu sebelum berangkat ke Jakarta. Akhirnya aku sms kakakku yang cowok sulung…dia nyuruh aku pulang ke Solo dulu, buat diomongin…ya udahlah, setelah ngurus ijin cuti di STIFAR sorenya aku langsung bertolak ke Solo lagi…

Sampai rumah, kembali aku disidang..ho..ho..ho…ada 2 blok ternyata saudara2….2 kakak2ku pro dan 2 lagi kontra. Presumsi2 negative tentang Negara jiran, Malaysia adalah isu utama dalam majelis tersebut yang terus melemahkan mentalku. Tapi 2 kakakku yang lain, nampaknya mempunyai pemikiran luas dan terus berusaha meyakinkan. Akhirnya, dengan nada arifnya, mamiku bilang”apa sing dadi cita-citamu, mami gur iso ndongake kowe le, yen kowe mantep…yo mangkato, mami sudah ikhlas (apapun yang menjadi cita-citamu, mami hanya bisa mendoakan..kalau kamu sudah mantap, ya berangkatlah, mami udah ikhlas…’akupun bersimpuh dikaki mamiku sambil nangis & minta doa restunya………

Interview di Hotel Batavia, Jakarta

Esok harinya aku berangkat ke Jakarta dengan diantar kakakku yang punya kenalan ditempat yang dekat Hotel tempat interview tersebut. Di sana aku ketemu peserta lain, dari UGM Yogyakarta, UNAIR Surabaya, UNPAD Bandung, & Universitas Pancasila Jakarta, ada sekitar 9 peserta yang datang. Interview dilakukan dalam bahasa Inggris, hohoho…waktu makan siang (kami para kandidat) cerita2 pengalaman, and kebanyakan merasa KAGOK & gak tahu harus ngomong gimana, karena diwawancara dalam bahasa Inggris. Tahu sendiri kan, gimana kemampuan berbahasa Inggris orang Indonesia, hahaha…

Tunggu punya tunggu ….akhirnya diumumkan 2 kandidat lolos seleksi dan berhak ke Malaysia….satu diantarnya ya GUE, he..he..he. Setelah bicara masalah kontrak kerja dsb, akhirnya selesailah acara hari itu dan malam itu juga aku kembali ke Semarang, sementara kokoku ke Solo.

STIFAR

Pagi sampai di Semarang, mandi sebentar di kost, aku langsung ke kampus. Di sana ketemu temen2, langsung dibrondong pertanyaan ”piye, ketampa to (gimana, diterima to) ???”Senyumku langsung mengembang…tapi di sisi lain aku juga merasa gak nyaman…..saat itu aku tengah membimbing skripsi 7 mahasiswa dan 17 mahasiswa yang mendapat hibah penelitian PKM, dan juga penelitian bersama dosen UGM.

Beruntung 5 diantara 7 mahasiswa bimbingan skripsiku lulus tepat waktu (Agustus 2008). Setelah aku berkonsultasi dengan para ketua di STIFAR, akhirnya dengan berat hati aku memutuskan untuk RESIGN per 1 September 2008. 2 sisanya aku akan bimbing jarak jauh & datang saat ujian skripsi. Sedangkan, untuk 17 mahasiswa PKM, ya aku hanya bisa meyakinkan mereka untuk secara formal dibimbing oleh dosen lain tapi secara informal tetep akan kubimbing via email. Ya mau gak mau, sedih gak sedih aku harus ninggalin mereka.

Mengajar di STIFAR memang gak semua idealisme2ku terfasilitasi….tapi disana meskipun relative staf baru (aku masuk STIFAR thn 2006) tapi aku diterima, dan diperlakukan dengan sangat baik oleh staf dan mahasiswa di sana. Bagiku itu yang terpenting, walaupun kami sudah tidak berada dalam satu rumah lagi, tapi yang namanya persahabatan tak kan pernah lekang ditelan jarak & waktu. Kami terus keep in touch sampai sekarang, baik berdiskusi masalah kerjaan sampai yang ringan2. Terima kasih STIFAR, u have been being the part of my body & soul which figured out what I achieved until today…

September – Desember 2008

Resmi tidak mengajar di STIFAR, aku menjadi lebih leluasa untuk memproses ENTRY ke Negara jiran itu. Mulai dari pembuatan passport di Kantor Imigrasi Surakarta, begitu turun dari motor, langsung dirubung calo-calo yang menawarkan untuk menguruskannya. Tapi aku menggelengkan kepala dan ingin tahu sendiri bagaimana sebenarnya proses pembuatannya. Di guidelines tertera ketika semua persyaratan termasuk pasfoto sudah lengkap, 4 hari sesudahnya akan dicall untuk mengambil passport tersebut. Ditunggu 4 hari, seminggu, 2 minggu, setiap kutelp ke kantor Imigrasi, gak pernah diangkat. Akhirnya aku datang ke kantor itu, dan mereka bilang belum jadi karena mesin pembuatnya gak stabil, kadang bisa, kadang enggak. Jadi aku disuruh nunggu, sampai mereka call.

Ketika keluar kantor, ada pemohon passport lain yang bilang ma aku, “mas, kalo gak lewat calo, ya sabar aja..”..aku cuma bisa mlongo, ”oooooo….” Terhitung 5 minggu, akhirnya passportku jadi juga. Langsung aku fotocopy dan kirimkan ke Malaysia, dengan dokumen2 lain kayak medical report samapi uji macem2 yang dipersyaratkan. Pihak Malaysia bilang akan memakan waktu 3 bulan untuk mendapatkan call visa dari pihak Imigrasi Malaysia. Sabar…sabar…sabar….

Artinya dalam 4 bulan ke depan aku akan berstatus PENGANGGURAN..hahaha….aku menghabiskan waktu luangku di Yogyakarta, ngerjain penelitian di Farmasi UGM kalau siang (gak sendiri sih, ada mahasiswa2 yang make penelitian tersebut untuk skripsi mereka, so aku hanya membimbing saja, teknik & praktisnya mereka yang buat dalam sebuah group), sedangkan malamnya ambil kursus TOEFL di Pusat Pelatihan Bahasa, UGM. Not bad, TOEFL-ku terus meningkat dan aku makin PeDe bila ntar harus mengajar dlm Bahasa Inggris.

Akhirnya, pertengahan Desember 2008, dapet juga call visa dari Imigrasi Malaysia. Lalu aku harus pergi ke Kedubes Malaysia, di Jl. Rasuna Said, Jakarta untuk ngurus Single Entry Visa untuk bisa tinggal selama 1 bulan. Setelah nunggu  1 minggu, bolak-balik Solo-Jakarta, akhirnya dapet visa juga. Action selanjutnya adalah pesen ticket pesawat, dapet flight 5 January 2009, dan call ke UniKLminta dijemput di Airport. Setelah deal, barulah packing-packing…..eh, masih sempat menikmati malam tahun baru di Solo..hehehe..

Tahun 2009

 Januari 2009

Setahun sudah aku lalui untuk bisa dapat password masuk ke negaranya Siti Nurhaliza itu…hehehe….akhirnya tanggal 5 Januari 2009 pagi, aku dilepas keluarga dengan derai airmata…huhuhu…pertama kali naik pesawat, gitu lhoooo…rasa takut, ngeri, campur aduk jadi satu…hohoho…

Setelah menempuh 2 jam penerbangan, hanya awan & mega2 yang berseliweran di luar jendela pesawat, akhirnya terlihat sudah daratan…landing safely LCCT airport Kuala lumpur, alhamdulilah, aku masih hidup…….hahaha…Sampai di arrival hall, aku sudah ditunggu Captain Zamani, ketua HRD. Sepanjang perjalanan, kami ngobrol dalam bahasa Inggris dan baru aku tahu, bahwa kampusku bukan di kuala lumpur, melainkan di Ipoh, Perak Darul Ridzuan.

Universiti ini mempunyai 14 kampus cabang yang tersebar di seluruh negeri bagian di Malaysia. Satu di antaranya ya Royal College of Medicine Perak yang disingkat UniKL-RCMP ini. Khusus program kedokteran, farmasi, nursing, radiografi dan fisioterapi ada di Ipoh ini.

 

Pertama kali sampai, dah disiapkan tempat kos, jauh kalo jalan kaki, gempor juga. Tapi aku seneng dengan pemandangan disekitarnya. Aku suka pohon2an, bunga, burung2, sungai yang semuanya ada disekitar rumah kostku. Mayoritas tetanggaku adalah Chinese, sebagian India, jarang yang melayu ada dikompleks perumahan ini. Namun, mereka semua ramah dan baik, meski tahu aku adalah orang INDON.

Akupun beruntung mempunyai temen2 se-kost yang baik2, malamnya aku langsung dianter ke supermarket beli barang2 kebutuhan sehari-hari. Malam pertama di Malaysia, gak bisa tidur, man..hehehe. Esoknya, aku pergi ke kampus lalu perkenalan dengan semua staf, pupus sudah pikiran negative akan perlakuan orang Malaysia terhadap Indon seperti aku ni.

Pertama2 aku belum mengajar di kelas, hanya sit in saja, memperhatikan & beradaptasi dulu melihat & merasakan atmosfer belajar mengajar di sini. Aku baru kebagian mengajar praktikum Drug Delievery System 1  dan Analytical-Pharmaceutical Chemistry. Kalo kimia sih gak masalah, memang makananku sehari-hari, tapi kalau DDS ni ya harus belajar lagi…tapin dengan tetap optimis dan bismillah, semuanya lancar-lancar aja.

Pertengahan semester, mendadak aku harus menggantikan dosen lain mengajar Basic Formulation & Introduction to Pharmaceutics di kelas. Nah, mulailah aku nervous, mengajar dalam bahasa Inggris yang sama sekali belum pernah aku lakukan. Mahasiswapun hanya senyum2 gak paham aku ngomong apa???….Asal tahu aja temen2, mahasiswaku banyak yang dari Bostwana, Afrika sono. Ya, apapun kalo masih baru memang gak enak rasanya, tapi lambat laun aku belajar dari pengalaman barulah aku menemukan formatku yang sebenarnya….

Akhirnya, subject Basic Form & Intro Pharm dikembalikan ke dosen asal dan aku settle mengajar Kimia Organik & Kimia Analisis Farmasi. Mengajar subject ini memang menantang, sebab pada umumnya mahasiswa farmasi memang gak suka kimia, mereka pikir buat apa belajar kimia susah2 & rumit, toh ntar gak dipake waktu kerja karena market kerja mereka di hospital. Akupun bersabar dan pelan2 memberi pemahaman kepada mereka, kalo kimia gak penting tidak mungkin ada dalam kurikulum. Kurikulum itu ditentukan oleh Malaysian Pharmacy Board, bukan aku yang buat. Aku hanya menjalankan tugas saja, tapi tetap kutekankan pentingnya pemahaman konsep2 dasar ilmu kimia untuk tahu tentang obat. Mereka tidak didesign untuk menjadi ahli kimia kalau memang gak suka kimia. Tapi denagn paham konsep dasar kimia, mereka akan lebih mudah belajar ilmu aplikasi lain kayak farmakologi, farmasetika, dll. Dan, beberapa di antara mereka memang sebenarnya ada bakat & pandai kimia, hanya belum terasah saja & mulai tertarik untuk mendalaminya. Alhamdulilah…..

Menjadi dosen kalo hanya mengajar aja, aku pasti akan merasa bosan banget. Aku masih pengen mengemban idealisme bahwa seorang dosen, selain harus mampu mengajar dengan baik, mampu mentransfer ilmu kepada mahasiswanya, juga harus meng-up date pengetahuannya lewat RISET. Selain itu, ilmunya juga harus diaplikasikan dalam bentuk pengabdian masyarakat. I LOVE TRIDHARMA Perguruan Tinggi, dan itu nampaknya gak begitu dipedulikan disini. Nah, Prof Hassami Bohari (Dekan RCMP) mengundangku ke UniKL-RCMP memang untuk mempopulerkan TRIDHARMA, dan inilah serangkaian kegiatanku selama hampir 2 tahun di Malaysia:

April 2009

Pengabdian Masyarakat di Kampong Orang Aseli, Suku Jahai, Sungai Tiang, Hutan Royal Belum, Perak

Mei-Juni 2009

Menyusun naskah publikasi penelitian berjudul Alkylation of Theobromine: Preparation of Isopropyl and sec-butyl-theobromines using N, N-dimethylformamide as solvent dan mencoba submit ke MALAYSIAN JOURNAL OF CHEMISTRY, salah satu jurnal kimia bergengsi di Malaysia karena reviewernya dari berbagai Negara.

Juli 2009

Menyusun naskah publikasi penelitian berjudul Extraction, Identification and Acetylation of Inulin from Dahlia Tuber (Dahlia pinnata sp) dan mencoba submit ke NATIONAL SYMPOSIUM OF POLYMERIC MATERIALS (NSPM) 2009, yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universiti Putra Malaysia (UPM)

Agustus 2009

Presentasi proposal pengajuan dana lewat Hibah Penelitian Pendek (Short Term Research Grant (STRG)) Universiti Kuala Lumpur di Kuala Lumpur.

September 2009

Approval dan penandatanganan kontrak penelitian STRG 2009-2010 dan Approval publikasi di NSPM 2009. BINGO!!!

Oktober 2009

Pengabdian Masyarakat di Kampong Orang Aseli, Suku Jahai, Sungai Kejar, Hutan Royal Belum, Perak

November 2009

Orientasi buat penelitian berjudul Synthesis,  Antimicrobial Activity and Quantitative Structure-Activity Relationships (QSAR) study of Benzylidene Ketone Derivatives. Dapat 1 produk dari 5 yang akan disintesis. Alhamdulilah….meskipun harus ganti /modifikasi metode sintesis & rekrsitalisasi sebanyak 10x…xixixixi….

Desember 2009

Presentasi makalah penelitian berjudul Extraction, Identification and Acetylation of Inulin from Dahlia Tuber (Dahlia pinnata sp) @ NATIONAL SYMPOSIUM OF POLYMERIC MATERIALS (NSPM) 2009 di Hotel Residen, Putrajaya, Malaysia

Januari 2010

Melanjutkan penelitian untuk sintesis senyawa ke-2 & ke-3, dapet lagi…..puji syukur!!!….daaaannn, satu lagi hadiah tahun baru buatku adalah paperku published di Malaysian Journal Chemistry…tapi ini melalui serangkaain revisi berkali-kali lhooo, gak published gitu aja….

Februari 2010

Uji antimikroba senyawa ke-1, 2 dan 3…dan NEGATIVE RESULTS….control positive-nya pun hanya sedikit menghambat pertumbuhan E.coli dan Staph. Aureus, huhuhu…kayaknya dah resisten deh….pening, pening, pening!!!

Maret 2010

Sambil mikirin kelanjutan penelitian, apakah mau diteruskan ke uji antimikroba untuk next senyawa ke-4 dan 5, mulai cari-cari informasi untuk studi S3. Menebar jaring laba-laba ke semua profesor2 yang ahli bidang kimia medicinal. Meng-email mereka dan tanya2 adakah project yang bisa saya kerjakan jika saya mau ambil S3 di tempat dia ngajar??? Lebih dari 10 deh, aku menebar jaring ke Universitas2 di Jerman, Austria, Belanda dan Malaysia.

KENA satu !!! hohoho….Dr. Aisyah, ahli kimia medicinal dari School of Pharmaceutical Sciences, Universiti Sains Malaysia (USM), tertarik dengan latar belakangku dan aku langsung di Link-kan ke Prof Habibah, ahli Permodelan Molekul dari Malaysian Institute of Pharmaceutical & Nutraceutical, USM. Pada tanggal yang ditetapkan aku diundang untuk wawancara. DONE!!! Mereka bersedia membimbing S3-ku dibawah project mereka untuk Penemuan obat TBC untuk M.tuberculosis yang sudah resisten terhadap INH. Mereka merancang 3 tahun penelitianku mulai dari Docking, Synthesis dan Bio-Assay..wuahahaha…

April 2010

Akhirnya kuputuskan untuk men-stop uji antimikroba untuk senyawa ke-4 & 5. Aku mulai mikirin uji antioksidan, tapi molekulku gak punya gugus –OH yang mudah bereaksi dengan DPPH, reagen yang biasa dan mudah dicari untuk uji antioksidan in vitro. Searching journal…gak dapat…searching lagi…terus searching…akhirnya dapat metode yang sesuai dengan struktur molekul senyawaku.

Baca—baca..baca..pahami, cari distributor yang jual….telpon sana-sini…dapat akhirnya dengan metoden degradasi deoksiribosa. Sambil nunggu bahan datang, aku sintesis senyawa ke -4 dan ke -5. Ada satu bahan yang datangnya lama, karena masuk dalam golongan psikotropika yaiti asam tiobarbiturat.

Satu lagi pengabdian masyarakat aku terlibat di Kampong orang Aseli Tonggang, Tanjung Rambutan, Perak.

Mei 2010

Pulang ke tanah air dan diundang sebagai dosen tamu untuk kuliah SINTESIS OBAT di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Di kampong ngisi liburan, dengan nyusun proposal untuk S3-ku..wekekekekekk….kapan liburnya??? Huaaaa…

Juni 2010

Back to the lab!! Start uji antioksidan untuk senyawa ke-1, orientasi pertama kali..GAGAL!!!..piye jal???? Huhuhu…..nyoba lagi, koq reaksinya cuma warna tipis-tipis gak terdeteksi di daerah tampak. Trus, nyoba email ke alamat peneliti dijurnal yang aku rujuk. Ternyata dibales dan dia juga ngakuin metode yang diapake itu susah. Akhirnya aku dikasih jurnal lain….beruntung bahan2 kimianya ada semua di lab. Aku coba, dan YEAAHHH!!! BERJAYA!!..akupun jingkrak2 gak karuan di lab (hmmm…LEBAY JABLAY deeehhhh)….

July 2010

Sambil melanjutkan aku mulai mendaftar sekolah di Program Pasca Sarjana, di Main Campus USM, kawasan Minden, Penang kemudian menyerahkan proposal disertasi ke supervisor & co-supervisorku. Balik ke Ipoh, melanjutkan penelitian untuk uji antioksidan. Satu demi satu seleasi seperti yang diharapkan.

Agustus 2010

Supervisorku kembali mengundangku ke Penang untuk berdiskusi. Dia senang sekali dengan kinerjaku yang katanya runut dan terarah. Tapi tiba-tiba beliau bilang bahwa tema project-nya ganti dari TBC ke virus. So, beliau bilang virus H1N1 (flu babi) lebih urgent, untuk TB akan dialokasikan tahun selanjutnya. Beliau memberi pilihan, aku tetap ngerjain TB tapi harus nunggu 2012 baru mulai riset, atau yang tukar ke H1N1 kalo mau start 2011. Beliau meyakinkan aku untuk mengambil pilihan ke-2, OK..siapa takut, meski aku mulai dari awal lagi, cari jurnal sebanyak2nya, belajar dan nyusun proposal lagi. Bagiku gak ada kata tidak mungkin…kecuali Allah tidak menghendaki.

Sekali jalan ke Penang, aku memasukkan sampel untukn uji elusidasi struktur NMR & GC-MS, karena dikampusku alat ini gak ada.

Di bulan yang sama aku kembali masuk hutan untuk pengabdian masyarakart, kali ini di Gua Musang, Kelantan..hohoho…

September 2010

Berselancar di internet ketemu brosur 3rd INTERNATIONAL CONFERENCE ON SCIENCE & TECHNOLOGY 2010, Universiti Teknologi Mara. Publikasi lagiiii….nyusun naskah lagi, submit lagi….sempet di reject 1x tapi akhirnya ACCEPTED…huuuufffff!!!

Manusia memang merencanakan, tapi Tuhan lah yang memutuskan. Bagaikan petir di siang bolong, aku mendapatkan surat keputusan bahwa lamaran S3-ku di USM REJECTED. Akupun lemas gak berdaya, semuanya bagai lenyap di telan bumi. Harapan yang semula melambung ke awan, seperti dihempaskan ke jurang terdalam, terjal dan membuat tubuhku luluh lantak.

Sejam, dua jam aku hanya diam, mencoba menerima semua dengan ikhlas. Akhirnya aku email ke-2 supervisorku, menunjukkan SK USM, meminta maaf dan bilang terima kasih sudah diberi kesesmpatan. Dalam hitungan 15 menit, supervisorku membalas email-ku dan mengatakan aku SALAH dalam memilih research program. Kode-ku harusnya PHA tapi aku nulis DRU. PHA adalah kode untuk School of Pharmaceutical Sciences, sedangkan DRU adalah Drug Research Center.

Yang berhak menentukan adalah supervisorku itu, padahal dia belum menerima tembusan lamaranku dari pasca sarjana, koq sudah keluar SK??? Eh, taunya nyasar ke unit lain dimana aku tidak kenal siapapun yang bisa merekomendasikan aku. Karena SK sudah terlanjur keluar, so jalan satu2nya adalah aku melamar lagi dari awal. MY GOODNESS!!! Padahal salah satu syaratnya adalah surat rekomendasi dari UGM.

Berarti harus ke Indonesia lagi, but beruntung banget waktunya bertepatan dengan mudik lebaran, dan tanpa kesulitan akupun mendapat rekomendasi kembali dari Dr. Ratna Asmah & Prof. Zullies, mantan supervisorku sat Master di Farmasi UGM.

Oktober 2010

Perjuangan tanpa mengenal lelah akhirnya berbuah keberhasilan….My PhD application was ACCEPTED…yeaaahhhh…..di hari yang sama aku nerima SK itu, akupun berangkat untuk menghadiri Seminar U-HPLC (Ultra-High Performance Liquid Chromatography) di Bukit Jalil Resort, Kuala Lumpur……

Dan total semua rentetan penelitian untuk STRG, selesai di akhir Oktober 2010, ada satu senyawa yang strukturnya gak sesuai yang diharapkan…but, its Okeylah….masih bisa dibahas..hahaha..tapi yang pasti ke-5nya positif berefek antioksidan, dan mempunyai QSAR yang korelasinya sangat kuat, yang telah aku uji menggunakan software HYPERCHEM v8.0.

 

November 2010

Penyusunan laporan akhir riset STRG, malam demi malam kulalui dengan ngetik, mikir, ngetik, mikir….akhirnya selesai dan siap disubmitt ke UniKL Research Center, alhamdulilah…

Desember 2010

1 bulan lagi visaku akan habis, dan aku memutuskuan untuk pulang ke Indonesia dulu sampai dapat call visa dari USM. Di sela-sela repotnya aku ngeberensin pajak, perbankan, imigrasi dsb, tiba-tiba dapat email disuru hadir di Seminar & Workshop of Computer Aided Drug Design selama seminggu di Penang…yah….ke Penang lagiiiii….

Sudah selesai??? Ternyata belum kawan2….perjalanan 2 tahun-ku diMalaysia akan aku tutup dengan 1 event lagi dimana aku akan presentasi makalah penelitianku yang berjudul SYNTHESIS OF N1-ISOPROPYLTHEOBROMINE & ITS TRACHEOSPASMOLYTIC EVALUATION IN VITRO, dalam 3rd International Conference on Science & Technology 2010: Application on Industry & Education, di Gurney Hotel, Penang lagi, pada tanggal 16-17 December 2010 nanti.

Itulah temen2, jangan pernah berpikir bahwa jalan hidupku semulus dan sehappy yang sering aku ‘pamerkan’ di Facebook. Selalu ada jatuh-bangunnya…tapi aku gak pernah menyerah & segala keputusan aku serahkan pada yang Kuasa.

2 tahun sudah perjalananku dari solo-kuala lumpur, pahit-manis aku tetap bernyanyi, bersenandung, mensyukuri apa yang aku dapat hari ini dan berusaha lebih baik di hari esok. Bagiku kesuksesan bukan berarti harus kaya harta, benda atau popularitas. Asalkan apa yang ada dalam jiwa & raga ini bisa sedikit membantu & membuat orang lain tersenyum, itulah kesuksesan yang sebenarnya.

Selayaknya kita berada dalam suatu perjalanan panjang, disetiap persimpangan pasti akan berhenti dulu di stasiun/terminal. Dan bertanya,”Kapan kita berumur 18 tahun?”, Kapan kita menikah?”, Kapan kita lulus sekolah?” dan Kapan kita pension?”. Sebenarnya setiap destinasi itu bukanlah akhir dari perjalanan kita, bahkan awal untuk memulai perjalanan panjang lagi, dimana kita bisa mengubah haluan, ingin ke mana kita sebenarnya.

….as we travel we discover that these are not destinations at all. They are merely events, stations where we can change the direction.

Yen ora gelem maem, mengko tak cekoki nganggu sambiloto, lho!!! (kalo nggak mau makan, ntar aku paksa minum jamu sambiloto, lho!!!)…begitulah kira-kira kalimat yang selalu kudengar dari ibuku, ketika aku susah makan waktu kecil. Meski belum pernah liat sebenarnya sambiloto itu apa, tapi udah takut banget deh. Yang kubayangkan waktu itu adalah semacam sambal yang pedas sekali rasanya…Nah, itu waktu kecil, sekarang udah gede, gak usah disambilata, asal liat yang enak-enak..hahaha.

Tanaman Sambilata (Sambiloto)

Tanaman ini termasuk familia acanthaceae yang mempunyai nama latin Andrographis paniculata. Tumbuh di daerah beriklim tropis berupa herba dengan ketinggian (30-110 cm) berdaun hijau kecil-kecil dan berbunga putih. Di Malaysia, tanaman ini disebut hempedu bumi, mungkin saking pahitnya ya…jadi inget novel cintaku sepahit empedu karya Fredi S jaman jadul dulu…capex deeehh…

Manfaat

Secara tradisional sambiloto selain digunakan untuk merangsang nafsu makan, juga untuk pengobatan kencing manis. Wah, kok kayaknya agak kontradiktif ya…di satu sisi dia mempunyai efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) tapi di sisi lain dia merangsang nafsu makan. Padahal penderita kencing manis kan harus mengikuti pola diet yang ketat. Di pasaran, ekstrak sambiloto sudah dijual dalam bentuk kapsul, ya salah satu strategi system penghantaran obat (drug delievery system) yang cukup efektif untuk menghindari efek apetizernya, karena gak kontak dengan area gigi dan mulut. Selain antidiabetes, tanaman ini juga sudah luas digunakan untuk obat infeksi, anti radang, anti tumor, dan sebagainya.

Kimia medicinal

Ekstrak air daun sambiloto mengandung senyawa lakton yang berasa sangat pahit mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus jantan dengan LD50 11.46 g/kg BB. Senyawa lakton ini merupakan kandungan utama tanaman  yang disebut andrographolide. Andrographolide sudah terbukti secara in vitro menghambat proliferasi (perbanyakan) sel kanker line serta sel kanker melanoma secara in vivo. Nah, bagaimana perkembangan terbaru penelitian tentang andrographolide ini?? Silakan simak salah satu penelitian yang di lakukan di Universiti Putra Malaysia berikut ini.

Recent studies

Nah, kawan-kawan…sudah hamper 5 hari ini aku mengikuti seminar & workshop tentang Computer Aided Drug Design di USM, Penang. Salah satu invited speaker yang presentasinya sangat menarik (karena bersemangat sekali waktu presentasi, he..he..he) adalah Prof. Madya  Johnson Stanslas, dosen dari Departemen Farmakologi, Institute Bioscience, Universiti Putra Malaysia.

Risetnya tentang memprediksi mekanisme aksi dari analog andrographolide secara in vitro dan in silico. Kalo istilah in vitro mungkin, sudah familiar ya, yaitu uji yg dilakukan di luar tubuh (organ yang hidup). Sementara in silico adalah istilah uji yang dilakukan secara komputasi.

Seperti yang udah sering saya singgung2, bahwa sekarang ini penemuan obat menjadi lebih terarah dengan adanya computer aided drug design (CADD), yaitu merancang obat yang dibantu dengan software computer. Nah karena microchip computer terbuat dari silica makan pengujian yang dilakukan secara komputasi disebut in silico.

skema proses docking

Salah satu penerapan uji in silico adalah DOCKING. Docking sebenarnya merupakan kegiatan memasukkan struktur molekul obat yang dirancang ke dalam targetnya (berupa model yang dibuat secar komputasi), bisa berupa reseptor atau enzim. Contoh obat yang mekanisme aksinya melalui interaksi dengan reseptor ya antihistamin dengan reseptor histamine. Sementara kalo yg bekerja pada enzim contohnya NSAIDs yang bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase dan lipoksigenase.

ikatan ligand (obat) dengan reseptornya

Singkatnya, dengan mengetahui struktur molekul reseptor/enzim kita bisa memprediksi di mana sebenarnya sisi aktifnya (active binding site). Struktur molekul reseptor atau sekuen asam amino sebuah enzim ini sudah tersedia databasenya di website, salah satunya : http://www.pdb.org/pdb/home.do  . mereka bisa tahu struktur molekul reseptor/ enzim dengan melakukan uji X-ray kristalografi  maupun spektroskopi NMR.

 pita-pita ribon heliks asam amino dari reseptor histamin yang didockingkan pada ligand histaminnya

Kalo sudah tahu sisi aktifnya, kita bisa merancang model molekul obat yang sesuai dengan sisi aktif reseptor/enzimnya tadi, mirip dengan teori kunci dan gembok. Lalu model yang kita buat akan didocking-kan ke target reseptor/enzim dan dilihat energy ikatan-nya yang merupakan hasil penjumlahan dari energy ikatan hydrogen, ionic, van der waal antara obat dan targetnya (secara otomatis dihitung oleh computer). Model-model yang mempunyai energy terendah (berharga negative) akan dicluster (dikelompokkan) sebagai model yang baik dan akan menjalani screening lebih lanjut untuk mendapatkan sejumlah model terbaik. Model2 terbaik akan disintesis dan diuji secara in vitro/ in vivo.

Sudah tidak diragukan lagi, bahwa tanaman mengandung senyawa kimia yang berefek obat. Namun, karena dalam selembar daun senyawa kimia tersebut bukanlah senyawa tunggal (puluhan bahkan ratusan) senyawa, so, kandungan obat dlm tanaman adalah relative kecil. That’s why, obat yang masih dalam bentuk tanaman mentah ataupun cuma ekstrak belum bisa diterima dlm pengobatan formal, sebab bukan senyawa murni melainkan masih bercampur dengan senyawa lain. Karena itu juga, tanaman obat hanya diakui untuk preventive saja, penggunaannya bisa dlm jumlah banyak, kayak minum segelas jamu, karena kadar obatnya sangat kecil.

Tentu saja untuk mendapatkan senyawa tunggal tidaklah mudah, karena harus melalui serangkai prosedur ekstraksi, fraksinasi, isolasi dan pemurnian. Karena panjangnya proses isolasi tersebut, maka perlu berkilo-kilo bahan baku untuk mendapatkan sejumlah obat yang cukup dan tentu saja ini tidak efisien secara ekonomi. Strategi untuk menekan biaya produksi, ya dibuat sintetiknya. Kita bisa mengatur berapa gram/kilogram produk hanya dengan mereaksikan sedikit bahan baku. Nah, produk2 sintetik inilah yang sering kita minum bila kita pusing kayak aspirin, parasetamol, vitamin C, dsb.

Kembali ke penelitiannya Prof Stanslas tadi, beliau telah mendesign sejumlah analog dari andrographolide secara in silico. Senyawa2 tersebut didockingkan ke sejumlah model gen kanker (carcinogen) yang diperoleh dari National Cancer Institute (NCI) di USA sana. Dan secara in silico, ternyata sejumlah analog andrographolide tersebut memiliki afinitas (ikatan) yang kuat dengan yang ditunjukan dengan energy bebas ikatan (dG) yang sangat rendah (berharga negative) terhadap model gen kanker tersebut. Temen2 yang orang kimia atau farmasi tentu masih ingat dengan kuliah TERMODINAMIKA itu kan???..hahaha…

docking andrographolide ke sekuen DNA carcinogen model

Karena secara matematika, terbukti aktif, maka senyawa2 yang sudah dirancang itupun disintesis. Senyawa2 tersebut adalah andrographolide diterpenoid lactone (1), 3,9-isopropylideneandrographolide (2), 14-acetyl-3,19-isopropylidene andrographolide (3), dan 14-acetylandrographolide (4).  Setelah dapet produknya, satu-satu diuji ke sejumlah sel kanker secara in vitro dan in vivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa (10) aktif terhadap sel kanker payudara (MCF-7 cell line). Untuk senyawa (2), (3) dan (4), selain aktif terhadap sel kanker payudara, juga ternyata aktif melawan sel kanker kolon (HCT-16 cell line). Senyawa (2) juga ditemukan aktif menghambat pertumbuhan sel leukemia dan senyawa (4) aktif melawan sel kanker rahim.

struktur molekul senyawa sintesis analog andrographolide

Nah, bagaimana sebenarnya mekanisme aksi senyawa analog andrographolide ini dalam melawan sel kanker?? Secara umum, mekanismenya diprediksi sesuai dengan mitogen-activated protein (MAP) kinase pathway melalui penghambatan fosforilasi protein pada tahap molecular RAF dan ERKI1/2. Senyawa-senyawa tersebut menginduksi G1 arrest dan apoptosis sel kanker. Apoptosis adalah tahap dimana sel akan ‘bunuh diri’ sehingga matilah sel kanker tersebut.

MAP  kinase pathway, nah analog andrographolide menghambat tahap RAF & ERK shg ekspresi gen kanker terhenti & sel kanker ‘bunuh diri’

Temen-temen, di Asia, khususnya di Indonesia, merupakan Negara tropis yang kaya akan tanaman2 obat. Tentunya ini merupakan lahan yang baik untuk diteliti secara ilmiah, sampai ke tahap molekuler. Banyak lagi kandungan kimia tanaman Indonesia yang sudah diteliti di luar negeri, seperti temu kunci (Boesenbergia rotunda), untuk antivirus Dengue (Demam Berdarah) delima (Punica granatum) untuk anti TBC  untuk M.tuberculosis yang sudah resisten thd INH, buah makasar (Brucea javanica) untuk antivirus H1N1, dan sebagainya yang sehari2 sering kita temui, tapi justru orang2 asing lah yang meneliti secara detail apa benefit-nya di masa depan.

Hmm…SAMBILATA, memang TAMBA TEKA LARA LUNGA (obat datang, sakit hilang)….

RESEARCH…& RESEARCH AGAIN…

Terbiasa dgn kesibukan dari pagi buta hingga tengah malam, ya mengajar, riset, menulis dan seabreg kegiatan lain sebagai seorang dosen, membuat badan jadi kurang nyaman ketika lebih banyak waktu terluang seperti sekarang ini. Yah, semua pekerjaanku sudah selesai, dan aku tinggal menunggu waktu sebulan lagi untuk kembali ke Indonesia, menghabiskan masa kontrakku yang akan berakhir pada 5 Januari 2011.

Lalu apakah aku hanya akan ber-fesbuk ria menghabiskan sisa waktu 1 bulan ini?? Oh tentu saja, TIDAK!!! Bahan-bahan kimiaku masih tersisa banyak banget dan tentu saja tidak akan bisa dibawa pulang ke Indonesia karena untuk bisa membawa bahan-bahan kimia harus melalui serangkaian pemeriksaan, apakah  dia korosif, inflammable, explosive, dsb. Tapi kalau ditinggal juga sayang, gak ada yang mau make bahan-bahan itu untuk penelitian, padahal nilainya lebih dari Rp 10 juta  (RM 5,000.00) lhooo…

Nah, kemaren itu, hasil dari penelitianku, dapet 5 senyawa hasil sintesis, dan dari uji antioksidannya menggunakan metode degradasi deoksiribosa secara in vitro, ke-5-nya aktif menghambat proses oksidasi. Uji Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas juga udah dilakukan dan ternyata memang ada hubungan antara kenaikan lipofilisitas setiap senyawa terhadap kenaikan aktivitas antioksidannya.

Tentu saja ini merupakan starting point yang baik untuk melakukan serangkaian riset berkesinambungan. Dari adanya efek antioksidan, kelima senyawa tersebut bisa diperluas lagi untuk diuji efek antioksidan in vivo, antiinflamasi (in vitro/ in vivo), cytotoxicity (anti tumor in vivo/ in vitro), antimikroba, antifungi, dan uji farmakologi lainnya. Kemudian juga bisa diuji toksisitasnya baik secara akut maupun kronis. Dari sisi kimia analisis, bisa diuji metode pemurnian yang tepat dengan cara HPLC atau TLC densitometry. Dari sisi teknologi farmasi, setelah terbukti aktif, senyawa ini juga bisa dibuat dalam bentuk sediaan tablet, kapsul, topical atau yang lainnya lalu dievaluasi karakteristik fisika/kimianya.

Nah, dari satu senyawa aja sudah puluhan bahkan ratusan cabang riset yang bisa dilakukan. Kelak hasil2 dari penelitian ini akan dikumpulkan dan dipublikasikan secara internasional, and kalau bisa sudah mengarah ke paten. Tapi tentu saja tidak mungkin aku seorang diri bisa melakukan pekerjaan sebanyak itu. Aku perlu bekerjasama dengan orang-orang farmakologi/toksikologi, teknologi farmasi dan kimia analisis.

Rencananya aku akan menawarkan riset kerjasama dgn berbagai pihak, boleh dari kalangan mahasiswa (skripsi), dosen, atau institusi manapun yang tertarik dgn penelitian. Kelima senyawa tersebut akan aku sintesis (reproduksi) dalam skala MAKRO, so tersedia cukup sampel untuk dilakukan serangkaian uji. Kalau memang bisa lolos pemeriksaan, kelima senyawaku sebagian akan kubawa pulang ke Indonesia, dan aku menawarkan kepada mahasiswa2/ dosen2 dari Universitas di Indonesia, siapapun yang berminat boleh menghubungiku, aku akan memberikan sampelnya secara gratis. Selain itu juga penelitiannya juga akan aku bimbing secara jarak jauh (email), karena aku harus kembali ke Malaysia untuk melanjutkan belajar, dan juga mengerjakan riset yang berbeda.

Aku harap, temen2  yang membaca articleku ini bisa memanfaatkan peluang yang ada.Tidak ada yang tidak mungkin di dunia, kecuali tidak mau berusaha. Niat baik & kerja keras, insyaAllah akan mendatangkan kebahagian lahir & batin.  Aku akan senang sekali jika ada orang yang berminat dan concern ke riset. Negara tanpa suatu riset adalah bagaikan hidup segan, mati tak mau. OK…sampai ketemu di Indonesia……

Hwah…hozh..hozh….berpeluh-peluh sudah aku  5 round jogging mengelilingi kawasan persiaran, taman arena kepayang pagi ne. Letih sudah, tak larat lagi la aku nak pusing even 1 kali lagi. Tak pew, yang penting ada usahe nak kuruskan badan….hahaha.

Jalan selow-selow, dari  jauh, ternampak sebentuk pokok yang punya bunga-bunga elok berwarna pink. Semakin dekat, semakin jelas, Owhhh…I know this such plant. Ini pokok bunga  yang kat kampong aku dulu dikenal sebagai sakura jawa. Mungkin kerana wujudnya yang elok macam bunga sakura jepun. Dahulu, masa aku kecil, ramai kawan-kawan perempuan aku suke maen pengantin and gunakan bunga ni untok hiasan rambut mereka.

Lepas tu, aku searching internet untuk dapatkan ape2 informasi kait mengkait ngan bunga ne. Tak taulah, apapun aku ternampak kat jalan, yang aku imagine pastilah KIMIA & UBAT. …hahaha…so, aku curious nak tahu adakah mana penyelidikan yang sudah dibuat kat bunga ni?? Ohh…barulah aku tahu sekarang…kawan2, sila ikuti cerita aku ini untuk menambah pengetahuan while spending out cuti-cuti Malaysia….

Description

Pokok ne lumayan tinggi, about 2-6 m, bercawang-cawang, punya daun yang berpasangan, tebal , dan berwarna hijau gelap. Bunganya ada yang satu corolla, ada yang 2-3 corrola dan punya various color mulai daripada putih, merah, pink ataupun purple. Dekat Malaysia bunga ini disebut Bungan jepun atau bunga anis, manakala nama saintifiknya ialah Nerium oleander.

Chemistry

Pokok ni dikenal sebagai satu daripada pokok beracun di seluruh dunia. Seluruh bahagian daripada pokok ni mengandung 2 sebatian kimia yang termasuk kumpulan CARDIAC GYCOSIDE (CARDENOLIDE), iaitu OLEANDRIN & NERIIN. Cardiac glycoside ini merupakan sebatian kimia yang terdiri dari steroide yang terhubungkan oleh jambatan oksigen dengan suatu molekul gula yang mempunyai kesan farmakologi sebagai tonic jantung. Ianya berada 1 group dengan DIGOXINE, suatu cardiac glycoside daripada pokok Digitalis lanata.

struktur oleandrin

struktur digoxin dan pokok Digitalis lanata

struktur strcyhnin dan buah pala (nux vomica)

Bark daripada pokok ni juga dikenalpasti mengandungi sebatian ROSAGENIN yang mempunyai kesan macam STRYCHNINE, suatu alkaloid adripada biji pala (Strychnos nux-vomica) yang mempunyai kesan HYPNOTICS.

Toxicity

Dikenalpasti sebagai pokok beracun, para parents kena berwaspada terhadap budak-budak kecil mereka yang mungkin tak perasan boleh tercontaminate/ tertelan getah daripada pokok bunga ini. Di reportkan-kan bahawa apabila sekeping daun nerium ni tertelan oleh infant atau child, ianya boleh menyebabkan keracunan.

Simptom2 yang boleh dikenalpasti daripada keracunan pokok ne ialah: mual, muntah, excess salivation, dan sakit perut. Kesan terhadap jantung ialah heart rate tak beratur, kengkadang laju, diikuti dengan selow sampai under normal rate. Tangan dan kaki terasa sejuk sangat dan juga menyebabkan mengantok (drowsiness), epilepsy, collapse sehingga coma dan kematian. Kesan topical pula dikenalpasti sebagai irritation pada kulit dan mata yang mengikut simptom2 daripada dermatitis.

Research

Suatu kajian sudah dilakukan untuk menyelidiki setakat mana kesan beracun pokok ini. Extract air daripada daun oleander dicucukkan kepada arnab secara subcutan. Selepas tu, ciri-ciri clinical, perubahan symptom postmortem, hematology dan biokimianya pun direkodkan. Temuan menunjukkan bahawa purata dose yang mematikan arnab tersebut ialah 157.37 mg/Kg BW. Semasa treatment ni progess clinical dan symptom diamati berwujud ciri-ciri nervous selepas 2 hari treatment tersebut. Nervous kat sini bermakna menangis, ataxia (incooperative movement),pernafasan perut, kenaikan yang bermakna pada temperature badan dan kehilangan berat badan selepas 4-5 hari treatment. Pada takat postmortem, berlaku perdarahan (hemoragrhages) dan congesti pada kesemua organ particular pada tissue subcutan.

Pada ciri-ciri hematology, diperolehi adanya kenaikan volume dan kepekatan hemoglobin, erythrocyte, dan leukocyte yang memulakan berlakunya neutrophilia dan lymphopenia. Kenaikan yang significant pulak dikenalpasti daripada aktiviti aspartate, alanine, aminotranferase,  serum ion sodium dan potassium. Rencatan terhadap aktiviti kolinesterase darah pon terjumpa baik pada erythrocyte  maupun plasma dalam 2-24 jam selepas injection.

Medical Treatment of Intoxication

Keracunan maupun tindakbalas oleander ialah cepat, sehingga memerlukan medical treatment yang urgent pulak.  Cara yang boleh dilakukan ialah menginduce muntah dan pengosongan gastric untuk mengurangi absorption of toxic compound. Charcoal pulak boleh dibagikan untuk membantu mengadsorb toxin ini.  Tindakan medic seterusnya ialah dengan cardiac pacing sehingga toxin diekskresikan.  Treatment dengan DIGOXIN IMMMUNE FAB ialah kaedah terbaik apabila induction of vomiting tak berjaya.

Kegunaan dalam industry

Takkan sesuatu benda di dunia ini tak ada kegunaan, seteruk apapun dia ni. Tak terkecuali oleander, meskipun dikenal sebagai pokok beracun, ternyata dalam industry kayu (Wood), ianya boleh digunakan untuk mengawetkan kayu (wood preservative) sehingga tak ditumbuhi kulat (jamur) macam, Fagus orientalis L., Pinus sylvestris L.,  Postia placenta (Fr.)  dan Trametes versicolor. So, maknanya, pokok ini mempunyai kesan antifungal lah.

Further Research in Pharmacy

 Biasanya, sebatian yang sangat toxic macam oleander ni, ianya akan punya peluang berkesan sebagain CYTOTOXIC compound. Maknanya, ianya boleh merencat pertumbuhan baik sel normal, maupun sel cancer.  Suatu kajian menyebutkan bahawa extract air pokok ini mampu mematikan sel carcinoma cell lines selepas 2 jam treatment.

Oleandrin boleh membangkitkan level calcium intracellular yang kait mengkait dengan pelepasan cytochrome C daripada mitochondria, dan menginduce berlakunya APOPTOSIS (sel bunuh diri) melalui caspase-dependent pathway.

Oleandrin pulak, merencat pelepasan tumor growth factor iaitu bFGF yang mempunyai kesan proliferative (sel yang terus membelah) dan angiogenesis  (blood vessel yang men-suplly nutrients ke sel-sel tumor.

Oleandrin dikenalpasti mem-block activation of NF-kB dan pulak menghasilkan free-radicals oxygen dalam sel tumor yang berkontribute pada kelukaan maupun kematian sel.

mechanism of oleandrin dalam merencat sel tumor

 So, memang nampaknya, sebatian yang terkandungi didalamnya, boleh dicadangkan peluang sebagai therapy adjuvant  pada kes tumor. Namun setakat ni, nampaknya  peluang untuk digunakan sebagai ubat cancer masih terhad pada penggunaan topical sahaja, mengingat betapa toxic-nya sebatian ini.

Nah, kawan-kawan….mungkin ada yang berminat untuk membuat kajian extract nerium oleander disapukan ke bagian kulit pada haiwan yang sudah dibuat status cancer, lepas tu kita monitor apa kesan yang berlaku…adakah ianya akan improve kesembuhan daripada cell cancer???…..ini peluang yang bagus, untuk terus mengkaji semulajadi yang familiar ada dipersekitaran menjadi lebih bermanfaat…

BUNGA JEPUN ini memang nampak, cantik dan elok dari luaran, tapi di dalam ia mengandungi bisa yang sangat garang bahkan mematikan. So, kenea berhati-hati ya dengan apa-apa yang nampak elok, belum tentu ianya baik bagi kita…hahaha….kena kenal lebih jauh terlebih dahulu, kah..kah..kah.???

REFERENCES

M. I. Al-Farwachi, M. S. Rhaymah and B. A. Al-Badrani, Iraqi Journal of Veterinary Sciences, Vol. 22, No. 1, 2008 (1-4)                        

Osman Goktas1, Ramazan Mammadov2, M. Emin Duru3, Ertan Ozen1 and A. Melda Colak4 African Journal of Biotechnology Vol. 6 (17), pp. 2000-2003, 2007

 http://www.saludintegral.hn/

http://en.wikipedia.org/wiki/Nerium_oleander

Sebuah sms berantai datang ditengah paniknya barak pengungsian bencana meletusnya gunung merapi:

 Info penting. Abu vulkanik komposisinya si
02/silika, mirip bhn industri kaca & mrpkn glass hard yg sngat
halus,ttp jk dilihat dngn mikroskop tepi & ujungny runcing. Jika
terhirup akan merobek jaringan paru2 jk trkna mata bisa mrusak mata..
hati2, lindungi mata & hidung kt

 

Comment:

Silika secara alami, terkandung dlm pasir, kerikil dan batu-batuan. Senyawa ini merupakan bahan baku untuk memproduksi gelas dan keramik. Silika adalah senyawa oksida yg paling melimpah ketersediaannya di alam. Senyawa ini terdapat dlm bentuk amorph (tak beraturan) atau polimerfisme kristal (bentuk kristal yg berbeda-beda). Seringkali, produk hasil oksidasi dlm bentuk non-kristalnya lebih sering dijumpai pada permukaan silikon dioksida (SiO2) atau bentuk silikat-nya (campur dgn mineral lain seperti titanium & aluminium)

struktur polimer silikon dioksida (SiO2) dlm bentuk ball-stick

Silika yg berbentuk amorf mempunyai density yang lebih besar, sekitar 10 mg/m3, so, karena lebih berat, senyawa ini cenderung susah untuk terhirup bila kita bernafas. Bentuk kristal, dibagi menjadi 3 jenis yakni: quartz (2.65 mg/m3), trydimide (2.3 mg/m3) dan crystobalit (2.2 mg/m3).  Nah, karena density  lebih kecil, tentunya mereka lebih ringan, sehingga mudah terhirup ketika kita bernafas.

SiO2 dlm bentuk amorphous

SiO2 dlm bentuk mikrokristal

Silika dlm bentuk amorph dinyatakan tidak toksik baik ketika terpapar secara inhalasi (terhirup) maupun ingesti (tertelan). Silika dlm bentuk kristal-lah yg bila terpapar secara inhalasi kronis (> 10 tahun) ataupun akut (5-10 tahun) baru akan mengawali serentetan patologi yg disebut SILIKOSIS.

Ketika silika mikrokristal terdeposit ke dalam paru-paru, makrofag di dalamnya akan berusaha melawan senyawa kimia tsb dengan memberi respon berupa inflamasi (peradangan) dgn cara melepaskan mediator-mediator inflamasi seperti tumor necrosing factor, interleukin-1, leukotriene dan cytokine.  Pelepasan mediator tsb akan memicu fibroblas untuk berproliferasi & memproduksi kolagen di sekeliling silika tersebut. Kolagen ini membentuk fibrosis (jaringan parut) yang berlanjut pada pembtukan luka (lesi nodular). Pada tingkat toksisitas lebih lanjut, silika kristal ini akan mengalami reaksi heterolitik dgn membentuk radikal hydroxyl dan oksigen yang akan menyebabkan kerusakan parah di sel-sel paru2 secara meluas, nah ini lah yg disebut silikosis.

mekanisme inflamasi pada sel paru-paru

Bila terhirup debu vulkanik yg mengandung silika, tidak perlu terlalu risau karena:

1. kelimpahan silika amorph lebih banyak drpd silika kristal, seperti diketahui silika amorph dinyatakan tdk toksik.

2. apabila terhirup silika kristal, juga gak akan berisiko menimbulkan silikosis, karena seperti yg udah disebut untuk keracunan akut saja dibutuhkan waktu 5-10 tahun pemaparan, jd kalo Cuma bbrapa hari, jangan panik deh.

3. mungkin air rumah tangga juga tercemar abu vulkanik yg mengandung silika, baik bentuk kristal ataupun amorphnya, tapi seperti sudah disebutkan secara peroral, senyawa ini tidak dicerna oleh lambung maupun usus, jadi bila tertelan akan langsung diekskresikan dlm bentuk tdk berubah, jadi jangan khawatir…

Tapi, meski tdk perlu takut dgn bahaya PARU_PARU SOBEK, untuk mengelakkan daripada iritasi pada mata maupun selaput lendir hidung, sebaiknya memang tetap menggunakan masker atau google (kacamata pelindung) bila terekspose debu vulkanik ini.

Kalo terkena silikosis ini, memang tidak ada cara penyembuhannya kecuali terapi simptomatik untuk gangguan saluran pernafasan seperti antibiotik  bila diindikasi ada infeksi bakteri, bronkodilator seperti salbutamol ataupun corticosteroid untuk peradangan & alreginya.

Dari beberapa jurnal ilmiah, sebuah chinese herbal diketahui mampu mentranslokasi ikatan silika dengan sel macrofag. Tanaman tersebut bernama, Stephania tetandra, sebuah tanaman dari tiongkok sana. Tanaman ini diketahui mengandung alkaloid tetandrine, yang dari struktur molekulnya banyak mengandung ligand (pendonor pasangan elektron bebas). Nah, kalo ada metal golongan 4 seperti silicon ini dengan mudah akan di kelat sehingga terbentuk kompleks yang larut dlm udara yg dihembuskan, sehingga akan dieliminr dari paru-paru.

struktur molekul tetandrine yg terdapat dlm akar Stephania tetandra

Selain tanaman tersebut, sebuah jurnal juga mengatakan gula tradisional (jaggery), mungkin kalo dijawa disebut gula jawa (balok) juga ditengarai memperbaiki kerusakan sel paru-paru akibat terpapar silika. Kandungan mineral yg tinggi didalamnya, diindikasi membentuk alloy (campuran logam) yg bisa dieksresikan dari sel terpaparnya zat kimia tersebut.

mekanisme ‘khelat’ antara ligand dengan metal

jaggery

Nah, temen2, jangan cepet panik bila mendapat berita yg kurang dpt diketahui dari mana asalnya, smoga artikel ini bisa sekaligus memberi edukasi baik kepada diri saya sendiri, temen2 dan juga bisa dijelaskan kepada siapapun yg kurang paham terhadap fenomena sekitar terkait dengan ilmu kimia & kesehatan, tapi tentu aja dgn bahasa yg lebih mudah dipahami

Nowadays, one of the ‘highlighted’ modes of student’s learning assessment is EXPERIENCE BASED LEARNING.  The class lecture has not been strong enough to build up their competency if it is not supported by their applications in a real work. Especially for undergraduate program, such as diploma in pharmacy students, their experience base learning will give them more readiness, confidence and competency to combine their knowledge and skill had been studied at college and their mentality how to face the real patient with the different characters, backgrounds and cultures.

Diploma in Pharmacy Program, Universiti Kuala Lumpur, Royal College of Medicine Perak, has been established as one of Malaysia nation assets to produce pharmacy assistant with a high quality. The curriculum was set as well as possible to provide student’s knowledge and practical skill focused on drug compounding, dispensing, and quality control. The learning duration is allocated for 3 years in course, 2 years at college and 1 year at hospital. During 1 year attachment, students will be exposed to the roles and responsibilities of pharmacist assistant in various units of pharmacy services. This includes the outpatient pharmacy, clinical pharmacy support services, store and manufacturing under close supervision of a local preceptor.

Yesterday was my 4th time; I became a supervisor for student’s hospital practice attachment.  Previously, I supervised students at IPOH HOSPITAL, then 2ndly at PERLIS-ALOR STAR HOSPITAL, 3rdly was IPOH again, and my last posting was PENANG HOSPITAL. I don’t know why the committee of student’s practice posted me at Penang, but I thought PENANG was my destiny, my NEXT 2nd home in Malaysia after IPOH.

I left Ipoh by taxi at 8.oo morning and my goodness that  no traffic jam delayed me to reach GEORGETOWN, the place of Penang Hospital where in. I arrived in hospital at 10.00 a.m. and go straightly looking for the PHARMACY UNIT. Not any difficulty to find out that unit and fortunately I met one of my students from Bostwana who had a break time in front of the unit office.  After that, I went out to have a BRUNCH (Breakfast and Lunch) with one of my students.

Later, my student brought me to enter the pharmacy unit and found out a few of them was being busy with their activity. I found two of them manufacturing some extemporaneous preparation such us cream. They told me they were preparing Bethamethasone cream, one of external preparation which is used to relieve some allergic and inflammation symptoms.  I was so happy to see their spirits to practice the knowledge they got from DRUG DELIEVERY SYSTEM subject.

At eleventh o’clock I met with the Head of Pharmacy unit, Pn. Noraini. We talked about 20 minutes to hear her comments about my student’s performance and I was so happy with her positive statements. She told me that my students performed as well either in knowledge and attitude. They were quite discipline, cooperative and willing to improve their abilities by themselves. I was not really surprised since I knew that some of them were the top students in their academic achievement.

Next agenda would be a meeting with the local preceptors. I asked some detail feedback from every unit they post my students. Overall, they gave good comments to our students even occasionally some students did a bit improper things but still could be excused. They quite understand since they are still a student and youngsters. Surprisingly, they gave a pretty good comment to my BOSTWANA’s students. Last time, I quite worried about them because this is our first time posting foreigner students with no MELAYU language background. But amazingly, they told me they were very comfortable with Bostwana’s performance, either their unique style, he..he, I love it so much. What a happy I am to hear that, means that they are serious to do this practice as we, as lecturer always reminds them to stress on.

The last agenda would be a talking point with all my students, they were Jonathan, Sharmila, Tee, Guan, Qiau Wei, Serene,  Mee lai, Kristina, Vinita, Gunasheela, Tsepang, Nametsageng and Thatayaone. I gave a quiz for them to see their progress during hospital practice. After that, I announced some assignment they have to submit 2 weeks after the final exam timetable released by exam unit and thereafter, they started to give a comment about what they felt and achieved during their attachment.

Not really serious, overall gave a comment “so far so good , sir!!” but one interesting comment was “ not every theory they got in class, practically done in hospital”. Yup…I try to make them understand” Now, you have been known, that in fact, occasionally and frequently, you will find out imperfectly things that you never think before. This is life, and that’s human being that is nothing perfect. But one thing you have to set in your mind that please try the best you ever had, not just for money, because you  are a public server that a social sense should be highlighted more than financial profits. Trust me, which a good service will impact to your good economy automatically as long as we are patient and struggling to do that.”

Last but not least was a photo sessions with all my students and one of local preceptor, and then I have to say GOOD BYE to them with the excited feeling I would report to the hospital practice coordinator at college. FROM PENANG with L.O.V.E , an island with exotic places, delicious foods, friendly people, inspire me that I have to be Low profile to fetch up my Opportunities with my Very high Expectations to be successful  in the future.

Thank you  for the welcoming, guyzzz …I  am going to miss u all & see you at Ipoh on the final exam…byeeeeeee!!!!

It was my second time going back to my country, Indonesia, because there was a long holiday for students after final exam session. So, I benefited it to spend my annual leaving by ‘hometown-ing’ to Solo, Jawa Tengah. But, I won’t tell this story if I think no special things happened during my vacations.

At the same week, I had to attend one conference that was interesting me to join and publish my research. Last time, I had frustrated that I couldn’t develop my desired field by myself, i.e. DRUG DISCOVERY. As we have known that drug discovery takes so long time, big budget, and high energy to find out even one new compound only that must be proven having EFFECTIVE, EFFICIENT, SAFELY & ACCEPTABLE criteria. In my environment, it was not supporting what my idea was, at all.

People tend to get anything instantly and won’t think further to anticipate what will happen to their next generation. They love to consume high technologies just for fun but no willing to benefit it as much as possible, yah…that has been our culture which make us been left out so far away from “The Super Power Country”……

Later, I thought to find another way to create non-drug compound but still high related with my interesting field in synthesis of organic matters. My friend inspired me”Why don’t you try to create semi synthetic polymers?” I was trying to think farther about what the unique of polymers was actually. When I compared to the drug, polymers has the specialty itself due to its abundance in plants. Polymer is one of primary metabolite that can be included as carbohydrate class, protein, lipid, enzyme and nucleic acid which is normally having non-biological effect to our bodies. It is more in producing energy to run our basal metabolism. Together with lipid, protein and nucleic acid, carbohydrate has a big role to make us survive in life and then I chosen polymer of carbohydrate as my starting point to study the unique of such organic compound.

polymer chain of inulin (carbohydrate), fatty acid, and nuckeic acid

Otherwise, the abundance of its compound, make it will be easier to  isolate it from its resources in a high yield and purity. Comparing to secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, terpenoids, etc. that is usually presented in a pretty small quantity; I tried to anticlockwise of my steer. Moreover, it is a new challenge for me because of its complicated molecules make me must work harder to confirm its structure. Polymer might be composed by > 100 units of monomer that is not as simple as when we analyze the secondary metabolite’s structure. Here are brief descriptions of the difference between primary & secondary metabolite.

 

structure of terpenoids, assigned by isoprene unit

ABC ring of flavonoids

N-heterocyclic of alkaloids

 

Primary Metabolite

Secondary Metabolite

Availability in resources Abundant Low
Biological/ pharmacological activity No Yes
Structure Complex Relative simpler
Body’s demand Big portion Pretty small doses
Function Producing energy and repairing cellular damage (protein) Medicines and Poisons
Example Carbohydrate (glucose, starch, inulin), protein (albumin, keratin), lipid (cell membrane), nucleic acid (DNA, RNA) Alkaloids, flavonoids, terpenoids, iridoids, antocians.

 

Polymer has been widely applied in our life such us cotton, foam, fiber glass, polystyrene and so on. Recently, it also can be a precursor to synthesize a biologically active compound. As we knew that a few of medicine has a part of molecule structure been composed by a polymer such as antibiotics, antiviral and anticancer. So, I thought it will be more flexible than I just focused on drug synthesis because polymer can be applied both in industrial chemistry and drug discovery. I can develop the organic compounds that will be able to be produced faster than drugs but still could be related with drug discovery either.

And then as I have published in my previous article that I tried to make semi synthetic polymer derived from dahlia tuber. Fortunately, there were 2009 9th National Symposium of Polymeric Materials conducted by Universiti Putra Malaysia (UPM). The date of conference was closer to the week I planned going back to my country. So I decided to attend it firstly before crossing the oceans and BINGO, when my abstract was accepted by the committee, Universiti Kuala Lumpur were ready to support the finance included presentation fee, hotel, meals and transportation.

Actually, I was a bit lack of confident because of my 1st time I participated as oral presenter in overseas and have to present in English. But that opportunity might not be come back if I just let it went away. So, I collect the whole of my brave heart to make me sure that I can do it. It would be one of my histories of my life that I will tell to my young generation to motivate them be successful in their life.

14th December, 2009

I left Ipoh by using fast train straight to Kuala Lumpur. Here are the views surrounding Ipoh Railway Station. There was a HINDU TEMPLE behind there interesting me to snap shot it.

About 2 hours taken, I arrived at Kuala Lumpur Railway Station, KL Central. Since it was still too early to check in a hotel, I decided to spend my time by going to Suria KLCC, one of big mall in Kuala Lumpur. It was getting close to Christmas so that I could feel and smell the santa clause, snow, and Christmas tree over there.

Kinokuniya Book Store at Level 4 of KLCC, the outlet that I never missed it when I visit this place

Getting evening I went to the KL Central anymore and bought ticket to Putrajaya. It took 20 minutes to reach that place while heavy rain, storm and lightning were accompanying me outside. By taxi, I went straightly to Residence Hotel, Uniten, Putrajaya, Serdang, the venue of conference will be conducted. And then I booked the standard room for two nights and puffzz…….I laid down my body on the warm spring bed to release my cramp legs.

15th December, 2009

After registering, I enter the hall of the main seminar conducted where in. I felt like weird since I thought I was one and only “OUTSIDER” because most of them were a chemical engineers. I am PHARMACIST, so what I wanted to do actually?? Ha3x…….But I just went through whilst nobody asking me and then why I had to be lack of confident?? The most importance that I can get a new experience and enlarge my network with other discipline but still can be high related with my area.

WHAT A SURPRISE I WAS!!! I got the 1st DAY and 2nd SLOT in presentation and honesty; I was pretty nervous, really-really nervous. But as I said” just go through and see what the result is, we never know if we don’t try”. I also met some INDONESIANs who took further study while teaching in UPM. With my poor English I tried to present my research and 20 minutes presentation run like 10 second only and then suddenly, I finished it up. What free from stress I was and I would never forget this scene of my journey.

16th December, 2009

That time was the second day of conference; I was just becoming an audience and enjoying a lot of interesting presentation about recent progress in polymeric materials. There were researches about nanocomposite materials, natural fiber usage reinforce some household materials, latex, chitosan, thermoplastics and so on.

Interestingly, even it was a national scale, but the participants came from so many foreign country such as Nigeria, Morocco, Ghana, Egypt, and of course INDONESIA, he3x….

 

 At 5.00 p.m., the conference finished already and I directly checked out from the hotel I stayed. And of course, my next destination would be LCCT airport that would fly me to SOLO city. ONCE UPON TIME IN PUTRAJAYA strengthen me to be better and better facing my future. COMING SOON, next SYMPOSIUM of POLYMERIC MATERIALS  make me can’t wait that even to dive in as deep as possible. See you……..

5-woodward rule